Kita pernah berdiri sejajar,
mengajar tak sekadar mengabarkan pelajaran,
namun menanam harap, menyalakan masa depan,
di atas fondasi cinta dan pengorbanan.
Kini bangku kerjamu kosong,
tapi semangatmu masih kami genggam,
tertulis di papan hati,
terpatri dalam dinding-dinding kenangan.
Kau bukan sekadar teman sejawat,
kau saudara seperjuangan,
yang mengajar dengan hati,
dan pergi membawa seluruh baktimu pada negeri.
Kami menangis, bukan karena kau lemah,
tapi karena kami kehilangan sosok yang tabah,
yang sabar membimbing dalam diam,
yang ikhlas menanam benih ilmu dalam malam.
Kau pahlawan tanpa lencana,
tanpa sorot cahaya kamera,
namun namamu bercahaya
di langit hati para murid dan rekan kerja.
Istirahatlah dalam damai, sahabat.
Doa kami menjagamu tanpa henti.
Dalam setiap langkah yang kami lanjutkan,
ada secercah dirimu—yang tak pernah mati.
Tulis Komentar
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.