Menjadi Lebih Baik di Masa Depan

Oleh: Halimi, S.H.I., Gr.

Siswa SMP Paramount memiliki latar belakang pengetahuan agama, minat, dan kemampuan yang berbeda, sehingga sulit menyesuaikan metode pengajaran agar efektif untuk semua.

Banyak siswa menganggap PAI kurang menarik karena dianggap teoritis atau hafalan, terutama jika penyampaiannya monoton.

Mengajar PAI di SMP Paramount  sering kali melibatkan diskusi yang hidup dan penuh warna karena siswa pada usia ini (11-15 tahun) sedang dalam fase mencari identitas. Mereka kerap mengajukan pertanyaan kritis, seperti "Mengapa kita harus sholat?" atau "Bagaimana Islam memandang teknologi modern?" Pertanyaan-pertanyaan ini memicu diskusi mendalam yang membuat proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menantang.

Guru PAI sering berbagi kisah inspiratif, seperti kisah para nabi atau tokoh Islam, yang mampu menyentuh hati siswa. Misalnya, saat menceritakan keteladanan Nabi Muhammad SAW atau kisah sahabat seperti Umar bin Khattab, siswa sering terinspirasi untuk menerapkan nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, atau empati dalam kehidupan sehari-hari. Momen ketika siswa mulai memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai ini sangat membahagiakan.

Guru PAI memanfaatkan teknologi aplikasi mobile untuk belajar Al-Qur’an (misalnya Ayat atau Quran Pro), dan media interaktif seperti video serta animasi untuk menyampaikan materi seperti kisah nabi, akhlak, atau fiqih. Ini membuat pembelajaran lebih menarik, fleksibel, dan mudah diakses siswa. Tantangan seperti kompetensi digital guru dan akses teknologi diatasi melalui pelatihan dan strategi komprehensif.

Guru PAI membina perilaku siswa melalui pembiasaan seperti salam, sapa, sopan, santun, dan senyum (5S), serta kegiatan keagamaan seperti sholat Dhuha dan Dzuhur berjamaah. Program hafalan Juz Amma sebelum pembelajaran dimulai juga meningkatkan antusiasme siswa dengan memberikan nilai tambah bagi yang berhasil menghafal

Inovasi guru PAI di SMP Paramount membawa perubahan positif bagi siswa, seperti peningkatan akhlak, motivasi belajar, prestasi, dan keterampilan sosial. Bagi guru, inovasi meningkatkan profesionalisme, peran yang lebih dinamis, dan kepuasan kerja, meskipun dihadapkan pada tantangan seperti adaptasi teknologi dan kurikulum baru. Kolaborasi antara guru, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya diperlukan untuk memaksimalkan dampak positif inovasi ini

Guru PAI diharapkan lebih kreatif memanfaatkan teknologi, seperti pembelajaran daring dan media digital, untuk menarik minat siswa. Ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang memengaruhi gaya hidup siswa, dengan tetap menjaga nilai-nilai akhlakul karimah.

Mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan kontekstual, seperti pembelajaran berbasis proyek atau diskusi, untuk membuat pelajaran PAI lebih menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Tulis Komentar

Komentar Terbaru

Belum ada komentar.